Gunung Papandayan, Gunung yang ngehits banget di Garut. Yang kata orang jalur pendakiannya cucok banget buat pendaki pemula. Tapi menurut Gue, semudah apapun jalur pendakiannya, alam tetaplah alam. Kita harus tetap waspada dan senantiasa menjaganya. Kita tidak boleh meremehkan serta merendahkan alam.
Kesan Gue waktu pertama kali ke Papandayan adalah, “Subhanalloh, its amazing….!!!”
yang namanya Gunung, kita harus mendaki jauh dulu baru bisa liat kawah, lah ini mah kawahnya deket sama tempat Gue sama Joko parkir si Jagured. 😀
Yaa akhirnya satu jam sebelum adzan maghrib dikumandangkan, Gue dan Joko memutuskan untuk pemanasan dengan nanjak dikit ke deket kawah Papandayan. Sambil seseratus kali poto-poto biar kekinian. Gue perhatiin disekitar kawah udah banyak sampah kecil-kecil, plastik-plastik permen, plastik keripik, biji kedongdong, plastik bekas tahu sumedang pun ada, awalnya Gue heran kok sampah beginian ada di Gunung, sampe akhirnya Gue ketemu sama pedagang asongan dengan wajah yang (terlihat) seger buger.
“Jang, tahu Jang, kedongdong aya, permen, kripik..” si Mamang menawarkan dagangannya ke kami.
Untuk mengulik sedikit cerita, Joko pun beranikan diri membeli keripik disertai bertanya. Lanjutkan membaca “Go to the Rut, GaRut.. (5)”