Sesederhana Indonesia : Axioo Gadget Indonesia Keren Gak Bikin Kere

Pagi itu dalam perjalanan menuju tempat kerja, gue berdiri di depan rak roti salah satu minimarket. Sudah hampir 5 menit dan gue belum bisa putuskan roti mana yang harus gue pilih untuk sarapan. Belum lagi 5 menit lainnya yang gue butuhkan untuk pilih minuman apa yang cocok untuk pendamping roti gue. Sungguh terkadang gak habis pikir gue kenapa semakin banyak minimarket malah semakin susah untuk menentukan makanan instant. Dahulu kala, ketika seragam putih-merah (dengan dasi yang suka tiba-tiba hilang pas hari senin) masih gue pake, sarapan gue ya cukup nasi uduk atau lontong sayur dengan minum air putih atau teh hangat. So simple, right?

Memilih adalah hak kita, namun diharuskan memilih di antara sekian banyak pilihan adalah hal yang gak asyik.

Pada masa sekarang, masa di mana anak TK bisa demam kalau sehari tidak melihat tabletnya (zaman gue SMP aja, gak punya handphone gak masalah). Kehidupan kita sudah lebih canggih, semua kendali seperti ada di ujung jari kita, dan untuk membantu jari kita mengendalikan hidup, kita membutuhkan suatu gadget atau gawai yang canggih pula.

Problematika yang ada adalah, “Memilih adalah hak kita, namun diharuskan memilih di antara sekian banyak pilihan adalah hal yang gak asyik”. Yups, sengaja gue tulis lagi. Karena pada kenyataannya di toko-toko gawai yang berteberan di luar sana banyak sekali model, seri, tipe, merek, dari gawai yang kita butuhkan, entah itu smartphone, laptop, tablet, hingga aksesoris pendukungnya seperti power bank.

“Eh, Ya. Gue mau beli hape, tapi gue bingung harus pilih yang mana, pada bagus-bagus semua, bisa bantuin gak?”

Adalah pertanyaan yang sering gue terima dari temen gue yang biasanya masih belum full open atau melek teknologi. Sebenernya memilih gadget itu sangat sederhana, sesederhana apa? sesederhana hidup di Indonesia. Why? Check this quote from Pramoedya Ananta Toer

“Hidup sesungguhnya sederhana. Yang hebat-hebat hanyalah penafsirannya.”

Seandainya kita paham betul dengan kebutuhan kita, ternyata memilih gadget yang cocok pun mudah. Harus mahal? Tidak!

Gadget itu sederhana. Yang hebat-hebat itu penafsirannya. Karena sesungguhnya gadget ada untuk menyerdehanakan kegiatan sehari-hari kita yang kadang suka complicated (saking banyakya). Tapi, seandainya keperluan kita hanyalah kegiatan kantoran dan menonton film, haruskah kita membeli laptop gaming? Atau seandainya kegiatan mobile kita hanyalah membalas chat dari customer secara realtime, haruskah kita gunakan produk Apple terbaru? Pahami kebutuhan kita, Jadilah sederhana, sesederhana Indonesia. Yang meskipun kaya raya negerinya namun sederhana dan ramah orangnya, karena sederhana adalah cara hidup yang mulia bangsa kita.

Seperti Axioo, dengan produk-produk gadget keren tapi gak bikin kere. Karena sederhana bukan berarti gak keren, karena sederhana bukan berarti miskin alias kere. Sederhana ialah merasa puas dan cukup terhadap “apa yang dibutuhkan”, bukan “apa yang diinginkan”.

Ah, rasanya kehidupan gue yang sederhana akan menjadi bersahaja bila ditemani dengan Windroid 9G+ nya Axioo. Bayangkan saja, dalam satu gadget Windroid kita bisa memiliki dua OS sekaligus yaitu Windows dan Android. Saat sedang asyik bermain game android di Windroid 9G+ lalu tiba-tiba ada tugas edit persentasi dari bos maka kita tinggal switch OS ke windows dan pasang windroid ke docking, edit dikit, edit banyak, selesai, langsung kirim ke Bos. Tidak ada alasan untuk tidak giat bekerja. soal mobilitas? Gue gak perlu bawa charger, cukup power bank sebagai penjaga daya Windroid 9G+.

Windroid 9G+ sumber gambar : http://www.axiooworld.com

Lalu untuk jawaban temen gue yang bingung milih handphone? Gue akan coba sarankan smartphone (handphone sudah hampir punah sekarang) Axioo Picophone M5C. Why? Sederhana, karena Axioo Picophone M5C sudah memenuhi standar kebutuhan temen gue yang sehari-hari bekerja sebagai staff TU di salah satu sekolah swasta. Desain Axioo Picophone M5C yang keren (dengan layar 5 inchi 2,5D + rangka metal) dan kekinian (karena  sudah memiliki dual kamera + dual flash), hal tersebut akan meningkatkan nilai prestise pemakainya. Untuk urusan kamera, Axioo Picophone M5C sudah menggunakan sensor Sony IMX 214 yang bisanya dipakai di smartphone harga >2 jutaan. Jadi gak ada lagi istilah photo gelap atau ngeblur, karena dengan Axioo Picophone M5C semua kebutuhan kita tercukupi.

Axioo Picophone M5C sumber gambar : http://www.axiooworld.com

“Emang harga Axioo M5C berapaan, Ya?”

Cuma 1,3 jutaan!

“Wah cocok banget dengan budget dan kebutuhan gue!”

Jangan kaget, gadget Indonesia keren gak bikin kere emang Axioo banget!

Ternyata hidup itu sederhana. Ternyata gadget itu sederhana, yang hebat-hebat itu tafsirannya. Maka jalan hidup sederhana bukanlah hina, tapi mulia. Sederhana seperti apa? Sesederhana Indonesia. Kesederhanaan yang ada dari zaman dahulu kala.

Gue dan SMK SKILL “Season S(i)tudent” I

Dan ketika embun pagi mulai habis, cahaya mentari mulai terasa sedikit hangatnya, sepinya lalu lalang buruh-buruh pabrik kertas dan tekstil, tukang uduk memasang slogan favorit mereka yaitu “HABIS”, maka ada getar-getar ketakutan yang ku rasakan, ada keringat panas dingin terhimpit diantara pangkal lengan, semerbak harum mengisi udara dengan radius setengah meter saja, ada sepasang kaki dengan sepatu barunya yang melangkah dengan cepat, bahkan hampir lari. Tembok-tembok pabrik disebrang pesawahan yang hanya ditemani bis jemputan buruh sebagai teman mengobrol kini bisu melihat diri ini, nampaknya mereka bingung. Suasana seperti itu terkadang menjadikan hati kian mencekam. Hinga mata menatap jauh, tampak pintu gerbang tralis tua berwarna biru setia menjaga pagar-pagar kokoh namun tidak kalah tua dan lapuk dimakan nyamm nyamm nyamm eh, zaman. Bagian kecil dari pagar itu terbuka, mempersilahkan bagi manusia dan kendaraan roda 2 untuk masuk. Ada ketenangan ketika melihatnya terbuka, dan ada ketakutan ketika berhasil melewatinya. Benar saja, tak mudah memang melewati bagian kecil pagar ini pada pukul 7:20 WIB

“Hey, nak. Tunggu! Sini kamu, sini..!!”

Sesosok lelaki berdiri tegap, gagah, dan menunjukkan betapa berwibawanya ia. Suaranya begitu dalam, menurutku cocok untuk menjadi “Morgan Freeman” nya Indonesia. Mengisi suara sebagai narator-narator film kolosal atau science-fiksi. Lanjutkan membaca “Gue dan SMK SKILL “Season S(i)tudent” I”

Gue dan SMK SKILL VI

SKILL, atau lengkapnya SKILL 106, itu kependekan (kalo gak salah) dari Sekolah, Kimia, Instrumentasi Logam dan Gelas Jalan Barokah No. 6. Tapi sekarang kan udah ada Teknik Elektronika Industri dan Teknik Las, maka ada murid iseng menggantinya jadi SKIEL 106 atau bila dipanjangkan jadi Sekolah Kimia, Instrumentasi Logam, Elektronika, dan Las Jalan Barokah No. 6. (kadang jadi perdebatan para ‘sejarawan’ dan ‘alumni’ terkait penamaan SKILL atau SKIEL, yang pasti di Lab. Elektronika Gue pernah baca papan bertuliskan SKILL 106) ada pula yang bilang SKILL itu dari Bahasa Inggris yang artinya Keterampilan, karena SKILL sendiri adalah SMK bukan SMA yang lebih mengedepankan keterampilan di jurusan/bidang tertentu kepada siswanya. SKILL pun bisa di pisah jadi dua suku kata SK dan ILL, SK mengartikan Siswa SMK, sedangkan ILL dari Bahasa Inggris artinya Sakit, bila kita gabungkan menjadi Siswa SMK Sakit (Gue pernah mengalaminya, 3 bulan pertama sekolah jajanan Gue di kantin adalah Bodrex dan Adem Sari). lalu yang jadi pertanyaan adalah siapa sebenarnya yang sering buang air kecil menggunakan WC Guru??? gak.. gak.. bukan.. bukan itu.. pertanyaannya adalah seberapa pentingkah julukan SKILL atau SKIEL ini???

Sebetulnya menurut Gue pribadi penting gak penting sih, memang pada anak muda Indonesia ada julukan almamater khusus yang mereka buat sendiri dan terkadang berkembang di luar sekolah bahkan meresap ke lingkungan masyarakat. Bisa jadi di luar sekolah, orang tua lebih familiar dengan nama SKILL atau SKIEL dibandingkan nama SMKN GunungPutri, tukang ojek di wanaherang dan ibu Gue contoh kecilnya. Selama itu tidak mengganggu hasil ulangan, tidak mengubah nilai UN dari 9 jadi 5, dan yang gak kalah penting, selama tidak berstigma negatif terhadap citra sekolah maka julukan atau penamaan almamater khusus tersebut Gue anggap sah-sah saja. (kalo di cerita ini sih Gue pakenya SKILL aja)

Kembali kecerita di mana MOS ini sudah memasuki hari ke-3

Dihari ke-3 barang bawaan MOS semakin berat dan ngeselin. Ditambah waktu yang mepet, membuat Gue kesulitan mencari benda-benda absurd tersebut. Belum lagi dengan bumbu-bumbu teka-teki yang harus dipecahkan. Contoh, disuruh bawa Batubata dari Argentina, yang sebenernya diminta adalah Wafer Tango, batubata = Wafer Tango??? kalau pihak Tango tahu, pasti mereka bikin slogan “Hmmmm Memang, Batu Bata enak..!”

tapi dari segala hal berat dan bikin badan serta pikiran tersiksa adalah sliding tackle di selasar, gak bisa dilupain emang, rasanya banyak angkatan yang udah mengalami hal tersebut. Lalu bagi kami, pasukan dari negeri antah berantah ada kejadian lain, yaitu pengumuman hasil MOS.

Lanjutkan membaca “Gue dan SMK SKILL VI”

Are-Is-An (Fermeture pour 2013) part 8

Assalaamu’alaikum wa rohmatullohi wa baarokatu…!!!

Hay, Hay, Apa kabar Broist semua??? udah lama Buuuaanget Gue gak nulis tentang seri Are-Is-An Fermeture ini… banyak banget tulisan-tulisan Gue yang mandek ditengah jalan.. hilangnya kesempatan.. padatnya jadwal pekerjaan dan perkuliahan belum lagi wawancara sana sisni buat minjem uang di Bank wkwkwkwkwk.. sudahlah, lupakan alasan lebay Gue..

Indonesia itu tempat yang paling asyik buanget buanget buat dijelajahi.. gak usah jauh-jauh nyebrang ke pulau sebelah.. wong Jawa Barat aja khususnya Bogor punya segudang lokasi kuwweerreeenn yang belum sempat kita jelajahi. Tapi untuk mencari pengalaman baru dan berbeda, tidak ada salahnya melakukan perjalanan jauh.

Selagi gue berkhayal tentang keindahan alam Indonesia sambil ngambang di sungai citatih (gak lupa sesekali minum air nya) ternyata Joko yang badannya gempal serta Emith yang kebalikannya Joko.. telah melaju hanyut dengan cepatnya.. akhirnya, khayalan Gue buyar ketika Kang Herman meminta Gue untuk segera naik perahu membantunya mendayung mengejar Joko dan Emith yang tampak bahagia menari ditebing bahaya..

Kang Herman : “Lebih cepat Ya, Lebih bertenaga dayungnya!!”

Gue : “Iya kang, Siap!!”

Gue udah gak pake pikir panjang, Gue dayung tuh perahu sekuat tenaga sambil kaki kanan Gue di celupin ke aer buat jadi alat dayung juga.

Lanjutkan membaca “Are-Is-An (Fermeture pour 2013) part 8”

Are-Is-An (Fermeture pour 2013) part 7

Tampak Pak Herman menatap kami heran..

“Gak gitu juga kali.. kita belum mulai, masih dipinggir..”

Apa? Jadi kita masih dipinggir?? Gue terkaget-kaget… Entar dan Emith hanya bisa mangap sambil bergaya ala Jack & Rose di film “Tibalik” yang sangat fenomenal itu..

Iyeu perahuna bocor coy, tuker heula bisi kunanaon ngke..” kata Pak Herman ke tim Rescue yang akan mengawasi kegiatan kami nanti.

Selanjutnya percakapan mereka menggunakan bahasa yang bikin gatel di telinga dan lidah Emith.. yang intinya adalah bahwa Pak Herman minta tukar Perahu. Ketika perahu selesai ditukar, tampak tim A yang dikomandani Bodong sudah melaju duluan..

“Dadah.!! Dadah..!!” kata mereka norak.. sambil sesekali menciprat-cipratkan air menggunakan dayung kearah kami.. (haduuh pak.. masih lama ini kita jalan? -_-)

Oke, ikuti aba-aba saya yah.. kita dayung dengan hitungan 1,2,3.. semuanya faham?” instruksi dari Pak Herman..

“Satuu.!! Dua..!! Tiga..!!” dengan semangat kami mendayung perahu menyusuri sungai Citatih sekaligus mengejar ketertinggalan dengan Tim A.

“Tutituit..! dayung yang bener..!! ikutin aba-aba..!” tampak Joko memberi instruksi kepada Tutituit yang masih kesulitan mendayung..

Jeram demi jeram kami lewati walau belum ada yang menantang (Sombong, padahal baju dah kuyup semua.) pada arus sungai yang tenang, kami dipersilahkan turun dari perahu untuk berenag-renang, tanpa membuang-buang kesempatan gue langsung “Byuuurr..!!!” berenang di sungai Citatih, walau dibilang tenang oleh Pak Herman namun tetap saja badan gue yang kurus ini terbawa arusnya.. (-_-) Joko juga ikut turun untuk merasakan segarnya air sungai (Yummyy..!)

Mari kita mulai, Bismillah
Mari kita mulai, Bismillah
Masih aman coy..
Masih aman coy..

Dibeberapa titik yang jeramnya cukup bagus, kami mendapat sesi poto dan video (asyiik jadi punya kenang-kenangan nanti) setelah menyusuri setengah perjalanan akhirnya kami beristirahat sejenak sambil memakan bekal yaitu snack yang sudah disediakan oleh masing-masing guide. Lanjutkan membaca “Are-Is-An (Fermeture pour 2013) part 7”